Meski masih sulit disembuhkan, tapi olahraga bisa menjadi obat ajaib bagi pasien untuk mengalahkan kanker dan bahkan mengurangi risiko penyakit datang kembali.
Penelitian menunjukkan bahwa olahraga dapat mengurangi risiko kematian akibat kanker dan meminimalkan efek samping dari pengobatan.
Hasil penelitian Macmillan Cancer Support menemukan bahwa pasien kanker payudara yang melakukan latihan 150 menit seminggu memiliki kesempatan 40 persen lebih rendah untuk risiko kematian dan kekambuhan penyakit, dibandingkan pasien kanker yang bergerak kurang dari 1 jam per minggu.
Pasien kanker usus juga dapat mengurangi risiko kambuh 50 persen dengan enam jam aktivitas fisik seminggu, sedangkan pasien kanker prostat memiliki risiko 30 persen lebih rendah kematian akibat penyakit jika melakukan olahraga 3 jam seminggu.
Penelitian yang mendapat dukungan dari Departemen Kesehatan Inggris merekomendasikan bahwa semua pasien yang mendapatkan pengobatan kanker harus diberitahu untuk melakukan setidaknya 2,5 jam (150 menit) latihan fisik setiap minggu.
Tapi yang mengkhawatirkan, hanya sekitar 40 persen dokter dan perawat onkologi yang mengetahui tentang rekomendasi tersebut dan lebih dari separuhnya tidak memberitahu pasien kanker tentang manfaat olahraga bagi penyakitnya.
"Sangat penting bila layanan aktivitas fisik tersedia dan 'resep' untuk semua pasien yang akan terkejut jika mereka tahu berapa banyak manfaat aktivitas fisik terhadap pemulihan dan kesehatan jangka panjang," jelas Ciaran Devane, CEO Macmillan, seperti dilansir Mirror.co.uk, Senin (8/8/2011).
Menurutnya, olahraga bagi pasien kanker tak perlu terlalu berat. Berkebun, jalan-jalan di pagi hari, jalan cepat atau berenang sudah bisa menjadi latihan fisik yang bermanfaat untuk pasien kanker.
Selain mengurangi risiko kekambuhan penyakit dan kematian akibat kanker, melakukan olahraga selama tahap pengobatan juga memiliki efek positif terhadap mood, kecemasan, depresi, kelelahan, gangguan mobilitas dan perubahan berat badan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar